5 Maret 2021

Waktu, Buku, dan Takdir

Apa sih Takdir itu? Ada beberapa agama yang mengajarkan tentang Takdir, seperti Islam contohnya. Tapi ada pula agama yang tidak mengajarkan tentang Takdir, seperti Kristen contohnya. Jadi singkatnya, definisi Takdir itu adalah, ketetapan Tuhan tentang nasib ciptaannya. Saya sebenarnya setuju dengan definisi Takdir yang seperti itu, tapi sebenarnya saya rasa definisi tersebut agak kurang lengkap.

Menurut saya, Takdir itu adalah Waktu. Mengapa? Menurut sains kan, Waktu adalah dimensi keempat setelah tiga dimensi dasar atau yang biasa di sebut dengan Ruang. Biasanya orang suka menyebut dengan sebutan Ruang dan Waktu. Menurut saya, Ruang itu adalah untuk menunjukkan letak atau posisi suatu benda. Dan menurut saya, luas Ruang tempat alam semesta berada ini, adalah tidak ada batasnya alias infinitif. Bagaimana dengan Waktu, yang tadi saya sebut adalah merupakan Takdir?

Menurut saya, Waktu adalah sebuah Garis. Seberapa panjang kah Garis yang dimiliki oleh Waktu itu? Saya tidak tahu, yang saya tahu bahwa Garis yang dimiliki oleh Waktu itu tidak memiliki pangkal dan tidak memiliki ujung. Jadi bisa saya bilang bahwa, panjangnya Waktu sebagai dasar masa atau kejadian alam semesta ini, adalah tidak ada batasnya alias infinitif.

Seperti yang pernah saya tulis di postingan saya yang sebelumnya, yang berjudul Mesin Waktu. Saya dapat menarik kesimpulan bahwa, seluruh masa atau waktu, dari titik awal hingga titik akhir dari kejadian atau peristiwa Alam Semesta ini, adalah telah ditentukan. Lalu bagaimana dengan kita sebagai Manusia?

Saya ingin menekankan bahwa, lamanya kehidupan atau peradaban para Manusia yang ada jika dibandingkan dengan lamanya Waktu yang telah ada, adalah seperti luas sebuah kerikil dibandingkan dengan luas sebuah hamparan samudera. Tapi saya tidak tahu, akan menjadi seberapa panjang, lamanya peradaban manusia ini untuk bertahan. Yang jadi perhatian bagi saya, adalah adanya banyak sekali manusia yang amat yakin dengan kemampuan yang mereka miliki. Mereka begitu yakin dengan kecerdasan serta fisik yang mereka miliki. Mereka berpendapat bahwa peradaban milik mereka ini, layak untuk diperjuangkan, layak untuk diawetkan atau dilestarikan. Mereka meyakini bahwa Manusia adalah mahkluk yang paling istimewa. Bahkan dengan otak brilian yang mereka miliki, mereka dapat menyatakan bahwa ada yang namanya Parallel Universe.

Bicara tentang Parallel Universe, apa benar jika kehendak seorang Manusia bisa mengubah masa depan alam semesta? Memangnya, apa benar seistimewa itukah yang namanya Manusia hingga bisa menciptakan yang namanya Parallel Universe? Lalu bagaimana dengan mahkluk hidup yang lain, apakah mereka juga bisa menciptakan Parallel Universe? Bagaimana dengan tumbuh-tumbuhan? Bagaimana dengan matahari, dan arah gerak angin? Dan apakah ada, bukti nyata dari keberadaan Parallel Universe?

Saya sebenarnya juga ingin mengkritik perilaku para manusia yang seringkali terlalu yakin dengan kemampuan otaknya sendiri, lalu menghasilkan argumen-argumen yang tidak sesuai dengan realita, dan yang mereka yakini sendiri kebenarannya. Memang sudah jadi kebebasan setiap mahkluk hidup untuk berfantasi sesuai keinginan mereka. Tapi perlu diingat pula bahwa, tak peduli setinggi-tingginya sebuah fantasi, itu tidak akan membunuh kebenaran yang ada. Kebenaran yang saya maksud adalah kebenaran tentang Takdir.

Menurut saya, Takdir itu adalah Waktu. Dan Waktu dari Alam Semesta itu bisa diibaratkan sebagai sebuah Buku. Dalam Buku tersebut, terdapat kisah Peristiwa Alam Semesta dari titik Awal hingga titik Akhir. Past, Present, dan Future, semuanya telah Tertulis dalam Buku yang merupakan ibarat dari Waktu. Sebagai manusia, kita sebaiknya tak perlu khawatir akan nasib kita sendiri, karena semuanya sudah ditakdirkan. Meskipun menurut saya, saya masih belum yakin tentang Siapakah sang Penulis Takdir itu? Entahlah, mungkin Tuhan.