Neutralist Primate
5 Maret 2021
Waktu, Buku, dan Takdir
13 Maret 2018
Mesin Waktu
20 Februari 2018
Makanan Di Kota Malang
- Jawa. Ada banyak sekali jenis dari masakan dan jajanan ala Jawa di kota Malang. Kalo masakan, ada sayur Lodeh juga masakan santan lainnya, masakan sayur daun hijau (sawi, bayam), masakan kacang panjang, sayur asem, juga masakan sop. Sedangkan lauk juga tersedia beragam jenis, seperti aneka olahan ikan, daging, telor, tempe, tahu, unggas, olahan jeroan seperti usus, hati, rempelo, juga seafood seperti udang, kerang, cumi. Lalu untuk makanan yang dikemas dalam satu paket dan juga khas, ada urap urap, trancam, bothok, lalu ada soto, rawon, pecel, rujak cingur, tahu campur, tahu telor, gado-gado. Sedangkan untuk jajanan, ada cukup banyak juga seperti puthu, lopis, gethuk, ketan, es campur, es dawet, jus buah, ronde, angsle, juga aneka jajan pasar dan tradisional lainnya.
- Chinese. Ada beberapa makanan Chinese yang sudah dianggap umum di kota Malang, diantaranya bakso, mie pangsit, bakmie, bihun, cap jay, kwetiau, aneka bubur. Jajanan seperti roti goreng, cakue, bakpao, bakpia. Juga tersedia makanan Chinese lainnya yang unik.
- Arab. Jenis makanan Arab di kota Malang ada seperti gulai, sate kambing, serta jenis makanan Arab unik lainnya.
- Padang. Jenis makanan Padang yang paling populer di kota Malang adalah rendang. Dan biasanya makanan Padang dapat kita jumpai di rumah makan Padang.
- Madura. Ada beberapa jenis makanan Madura yang populer di kota Malang seperti sate madura (biasanya sate ayam atau sate kambing), soto madura, nasi bhuk.
- Sunda. Makanan asal Sunda atau Jawa Barat yang populer di kota Malang di antaranya siomay, batagor, cilok.
- Lainnya. Selain berasal dari etnis atau kebangsaan yang telah disebut diatas, ada juga makanan yang berasal atau khas dari antara lain: Itali (contohnya restoran Pizza Hut), Amerika (contohnya burger, fried chicken), Jepang, Korea, Manado, Jogja. Serta mungkin dari beberapa etnis atau kebangsaan yang penulis masih belum pernah tau.
8 Februari 2017
Kebebasan Sejati
Apa sih bedanya mahkluk hidup dengan robot? Apa pula perbedaan antara seorang manusia dengan sebuah program komputer? Mungkin ada sebagian orang yang menjawab, ya bedalah. Mungkin memang benar kalau mereka memiliki perbedaan, tapi bagi saya, mereka pun memiliki sebuah persamaan. Persamaan yang mereka miliki adalah, sama-sama tidak memiliki kebebasan yang sejati.
Mungkin sebagian orang berkata bahwa manusia bukanlah robot. Benarkah? Menurut saya tidak. Menurut saya, setiap manusia serta setiap mahkluk hidup yang ada di dunia ini, tidaklah lebih dari sebuah program. Menurut saya, segala pemikiran, tindakan, serta bahkan imajinasi yang dilakukan setiap mahkluk hidup, adalah tidak lebih merupakan hasil dari proses kompleks berbagai molekul kimia yang menyusun mahkluk hidup tersebut. Bahkan untuk setiap molekul kimia, ialah tidak lebih dari kombinasi sifat atom-atom penyusunnya.
Selain itu, mengapa setiap makhluk hidup tersebut tidak memiliki kebebasan yang sejati, adalah karena dunia ini. Dunia ini memiliki begitu banyak hukum sains. Hukum-hukum itulah yang mengatur dan membatasi pergerakan setiap makhluk hidup tersebut. Hal-hal seperti manusia tidak bisa terbang tanpa sayap atau roket, sebuah batu akan selalu jatuh ke bawah ketika dilempar ke atas, itulah yang akan terjadi.
Sebebas-bebasnya tindakan, pemikiran, serta imajinasi yang dimiliki setiap mahkluk hidup, pasti tetap ada batasnya. Menurut saya, saat ketika sesosok mahkluk hidup dilahirkan atau diciptakan, adalah awal dimana kebebasan yang sejati hilang untuk sementara waktu. Lantas kapan kita dapat menemukan kembali kebebasan yang sejati tersebut? Tentu kita semua tahu, saat itu dapat disebut dengan Kematian. Yaitu saat ketika kita belum dilahirkan, serta saat ketika kita selesai berurusan dengan dunia ini.
Ya, itulah saat dimana kebebasan yang sejati boleh terjadi.
24 Januari 2017
Akhir Yang Lebih Awal
Hidup selamanya. Benarkah ada hidup yang tak berakhir?
Kadang saya merasa agak terganggu dengan tingkah beberapa organisasi yang mengaku bahwa mereka mencintai alam. Greenpeace contohnya. Entah mengapa mereka begitu takut apabila alam ini menjadi rusak. Padahal sebagian besar orang pun sudah tau kenyataannya bahwa alam ini, cepat atau lambat pasti akan menua, pasti akan rusak, bahkan pasti akan hancur. Pilihannya hanyalah cepat atau lambat, bahwa alam ini bergerak menuju kehancuran.
Apakah kita akan sepaham dengan para pencinta alam, untuk melestarikan alam ini. Lalu dengan kesepahaman tersebut, kita sebagai kaum manusia, dapat berlama-lama menikmati hidup kita di alam ini? Kalo menurut saya, tidak. Menurut saya, hidup ini adalah hal yang membosankan. Dan kalau hidup ini bisa berakhir dengan lebih awal, kenapa tidak?
Belum lagi ditambah pernyataan dari beragam agama yang menyatakan, bahwa cara hidup kita di dunia ini akan mendatangkan konsekuensi kehidupan setelah kehidupan saat ini di dunia. Kalo tujuannya baik, yakni mengontrol cara hidup kita di dunia ini, it's okay. Tapi kalo caranya dengan menyatakan hal yang menurut saya adalah kebohongan, dan hanya untuk kepentingan fana milik sebagian pihak agar mendapatkan pelayanan yang penuh kedamaian?
Bukannya saya tidak menyukai kedamaian. Tapi menurut saya, baik kedamaian maupun kejahatan, adalah sama saja. Satu hal yang sempat menguatkan pemikiran saya adalah beberapa ayat kutipan dari surat Pengkhotbah milik Alkitab. Yang menyatakan kira-kira bahwa, orang baik maupun orang jahat nasibnya bakal sama. Yaitu kematian. Lantas bagaimana dengan surga dan neraka, yang oleh surat Pengkhotbah, saya rasa tidak pernah dibahas?
Coba direnungkan, apa benar surga dan neraka itu benar-benar ada? Ataukah surga dan neraka, hanyalah akal-akalan yang dimiliki satu pihak yang tadi saya sebut, pihak yang menginginkan pelayanan penuh kedamaian? Kalau memang benar surga dan neraka itu benar adanya, lantas dimana bukti nyatanya?
Bagi saya, kematian serta hancurnya alam, bukanlah dua hal yang perlu ditakuti. Bahkan bencana sekalipun menurut saya hanyalah sebuah perspektif milik manusia. Sedangkan hidup ini menurut saya adalah justru sebuah hal yang menjemukan. Bagi anda yang ingin menjalani hidup kekal di alam ini, saya persilakan. Tapi ingatlah, alam pun kian menua. Dan bagi saya, akhir yang datang lebih awal adalah lebih baik.